VARIASI KADAR AIR TIGA JENIS BAMBU BERDASARKAN ARAH AKSIAL

  • Febriana Tri Wulandari Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

Abstract

Bambu tumbuh secara alami dan berumpun di kawasan hutan Indonesia, tak terkecuali di daerah Lombok, NusaTenggaraBarat.Manfaat bambu bagi masyarakat antara lain :sebagai bahan konstruksi ringan, sebagai bahan mebel dan kerajinan, sebagai papan komposit (papan lamina, papan partikel dan papan serat), sebagai bahan baku pembuatan kertas dan lain-lain. Disamping multi fungsi bambu yang tinggi maka terdapat beberapa kelemahan dari bambu antara lain : pengerjaan tidak mudah karena mudah pecah atau retak, mudah terserang serangga perusak kayu sehingga tidak tahan lama (tidak awet), variasi dimensi dan ketidakseragaman panjang ruasnya. Dengan mengetahui sifar fisika bambu maka dapat mengatasi adanya cacat akibat retak dan pecah karena pada saat bambu akan dikerjakan harus dalam kondisi kadar air yang rendah sehingga tidak mengalami perubahan dimensi (kembang susut yang tinggi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi kadar air pada tiga jenis bambu (bambu petung, bambu ampel dan bambu tali) berdasarkan arah aksialnya (pangkal,tengah dan ujung).Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menyajikan suatu gambaran terperinci atas suatu situasi khusus (Silalahi,2009). Sumber data diperoleh dari pengujian di laboratorium dan dibandingkan standar kualitas bambu yang telah ada.Penelitian dilaksanakan di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) Senaru dan laboratorium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pola sebaran kadar airpada arah aksial meningkat dari pangkal menuju ujung batang dan bagian ruas memiliki nilai kadar air yang lebih tinggi dari bagian buku.

Published
2018-09-28