HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) KUTU LAK (Laccifer lacca.Kerr)

  • Febriana Tri Wulandari Jurusan Kehutanan Universitas Mataram
Keywords: HHBK, kutu lak

Abstract

Lak merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Lak dihasilkan dari sekresi kutu lak. Kutu lak akan memakan gubal kayu cabang muda pada tanaman inang. Tanaman inang yang paling baik untuk hidup kutu lak adalah pohon kesambi. Lak yang berguna untuk pembuatan vernis, industri listrik, perekat, plitur, dan kabel. Selain itu, lak juga dipergunakan untuk bahan pewarna (edible dye) pewarna minuman ringan dan makanan, serta dapat juga dipergunakan sebagai bahan campuran untuk lapisan luar pada cokelat. Selain itu, air limbah dari pengolahan lak cabang banyak mengandung bahan pewarna seperti asam lakaik yang berguna untuk proses penyamakan wol, sutra, atau kulit dan juga dapat digunakan untuk penetralisir air kolam pada budidaya ikan lele (Kasmojo, 2007). Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang HHBK kutu lak. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menyajikan suatu gambaran terperinci atas suatu situasi khusus (Silalahi,2009). Sumber data diperoleh dari pustaka atau literature yang berhubungan dengan HHBK lak dan pengalaman penulis dilapangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan HHBK lak adalah sebagai berikut : (1).Lak hidup didaerah dengan curah hujan yang rendah (daerah kering), kekentalan getah pohon 0,14 – 0,17 dan pohon kesambi sebagai pohon inang. (2). Tahapan budidaya kutu lak adalah seleksi bibit, penularan bibit, pemeliharaan dan pemanenan. (3). Hama dan penyakit HHBk kutu lak adalah parasit (jamur) dan predator (semut merah besar). (4). Penerapan teknik silvikultur adalah blok tularan, sistem tularan dan penyimpanan lak cabang. (5). Teknologi Pasca Panen adalah perontokan lak, penghancuran lak menjadi butiran, pembilasan lak, pengeringan lak kurang lebih 12 jam dan packing kedap udara.

Published
2019-12-30