HUBUNGAN UMUR DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PEJERUK KOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

  • Rohani Balai Pengembangan Tenaga Kesehatan Mataram
Keywords: Hubungan umur ibu dengan anemia, anemia ibu hamil

Abstract

Anemia atau penyakit kurang darah yaitu suatu keadaan dimana kadar haemoblobin (Hb) darah kurang dari normal. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang sering disebut hidremia atau hipervolemia. Tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Dengan perbandingan plasma 30 %, sel darah 15 % dan Hb 19 %. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi selama kehamilan dan bermanfaat bagi wanita.Pertama, karena pengenceran meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan jika viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang sehingga tekanan darah tidak meningkat. Kedua, pada perdarahan saat kehamilan banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Manuaba, 2001). Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden anemia ringan sebanyak 149 orang (76,4%) dan anemia sedang sebanyak 46 orang (23,3%). Umur responden sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 115 orang (77,2%), anemia ringan dan anemia sedang sebanyak 27 orang ( 58,7%). Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value (0,011). Sebagian besar responden mengalami anemia ringan (76,4%) dan anemia sedang (23,3%). Umur responden sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak (77,2%), anemia ringan dan anemia sedang sebanyak 27 orang (58,7%). Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Mengingat terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian anemia, diharapkan KIE terkait anemia dapat diberikan pada calon pengantin agara dampak kejadian anemia yang ditimbulkan saat kehamilan, persalinan dan nifas dapat di cegah, dan petugas puskesmas agar lebih meningkatkan kegiatan pencegahan terjadinya anemia kepada masyarakat dengan melibatkan lintas sektor terkait untuk melakukan gerakan pencegahan anemia pada ibu.

Published
2016-03-31
Section
Articles