DAMPAK SOSIALISASI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI

  • Ida Ayu Eka Padmiari Poltekkes Kemenkes Denpasar
  • Pande Putu Sri Sugiani Poltekkes Kemenkes Denpasar
  • Ni Nengah Ariati Poltekkes Kemenkes Denpasar
Keywords: Dampak Sosialisasi, Anemia, Tingkat Pengetahuan, Siswi

Abstract

Anemia gizi terutama disebabkan oleh kekurangan zat besi adalah kelainan nutrisi yang paling umum terjadi di negara berkembang dan epidemi. Situasi ini membawa dampak keseluruhan terbesar dalam hal masalah kesehatan. Anemia defisiensi besi sangat rentan terhadap remaja putri karena meningkatnya kebutuhan zat besi selama pertumbuhan. Selain itu, kehilangan darah saat menstruasi juga meningkatkan risiko anemia. Pada wanita usia subur, anemia gizi dikaitkan dengan fungsi reproduksi yang buruk, tingginya angka kematian ibu (10-20% dari total kematian), peningkatan kejadian BBLR (berat bayi <2,5 kg saat lahir), dan gizi buruk intrauterine. Tujuan Umum Mengetahui Dampak Tablet Tambah Darah (TTD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Terjadinya Anemia Pada Remaja Putri di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan disain cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Populasi penelitian adalah siswa SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria berjumlah 84 siswi. Data diperoleh sejak persiapan dan pelaksanaan diolah dengan program perangkat lunak komputer dengan analisis statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan Tingkat pengetahuan siswi tentang TTD dan anemia sudah sangat baik dimana 25 siswi (29,8%) mempunyai pengetahuan baik, 52 siswi (61,9%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan hanya 7 orang (8,3%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Siswi yang mengalami anemia sebesar 22,6% sedangkan 77,4% tidak anemia dari 84 siswi dan dampak sosialiasasi TTD yang diberikan adalah terjadi penurunan prevalensi dibandingkan data nasional yang awalnya 26,7% menjadi 22,6%.

Published
2019-09-30